Mayat Dibiarkan Bergeletakan di Jalan, Ekuador Kewalahan Menangani Covid-19 BERIKUT VIDEONYA.



Video from Guayaquil, Ecuador. Bodies from victims littering the streets and overflowing cemeteries.
84 people are talking about this
Saat pandemi Covid-19 meluas, muncul sebuah pemandangan yang meresahkan warga kota Guayaquil, Ekuador. Pemandangan yang juga membuat dunia prihatin.
Pasalnya, mayat-mayat ditinggalkan bergeletakan di jalan raya, seperti yang terlihat di video @sikunkhoma dan banyak akun lainnya yang menyebarluaskannya di Twitter.
The city of Guayaquil, Is the COVID-19 Epicentre in Ecuador, dead bodies have been piling up on the streets, in hospitals and inside houses.

I shudder to think about our own situation

May the Lord be with his people during these testing times
59 people are talking about this
Mayat yang bergeletakan di jalan itu merupakan korban virus korona baru Covid-19. Para tenaga kesehatan dan petugas layanan darurat tidak dapat menangani banyaknya orang yang terinfeksi dan korban meninggal akibat virus korona baru ini. Rumah duka setempat juga tidak mampu menangani begitu banyak korban yang meninggal karena adanya jam malam.
Jenazah orang yang meninggal karena Covid-19 dan penyakit lainnya terlihat terbaring berhari-hari, terbungkus seprai dan diawasi oleh keluarga dari dalam rumah yang menunggu diangkut. Mayat hanya dimasukan dalam kardus atau ditutupi kain, bahkan ada yang didiamkan terbaring di jalan atau membuangnya ke laut. Warga juga sempat merekam polisi yang diduga menurunkan peti kardus berisi mayat dan lalu meninggalkannya di pinggir jalan. 
Otoritas kota Guayaquil pada pekan lalu dikabarkan telah mengambil lebih dari 800 mayat dari perumahan warga, dan lebih dari 600 dari rumah sakit. Namun hingga Jumat (17/4) negara Amerika Latin itu baru melaporkan sebanyak 400 korban meninggal dari Covid-19. Hal tersebut dikarenakan otoritas tidak sempat melakukan test untuk mengetahui jika orang-orang tersebut meninggal akibat Covid-19, dan kini mereka telah dikuburkan. 
Sejak melaporkan kasus positif Covid-19 pertama pada 29 Februari lalu, kini lebih dari 8.200 penduduk Ekuador telah terinfeksi. Sebanyak 70% dari total kasus berada di kota Guayaquil yang merupakan pusat ekonomi negara.
Pada 17 Maret lalu, pemerintah telah menerapkan lockdown serta jam malam berlaku dari jam 9 malam hingga 5 pagi. Namun, khusus di Guayaquil karena situasinya sangat parah, jam malam diberlakukan sejak pukul 4 sore hingga 5 pagi.
Ecuador struggles to collect the dead as coronavirus spreads

Graphic Video: Residents of Guayaquil, Ecuador’s largest city, have no way to dispose of deceased relatives’ forcing them to dispose & burn bodies on the street.
460 people are talking about this
Para warga mengeluhkan bau tidak sedap dari mayat-mayat yang ada di jalanan. Sehingga  terkadang di jalanan Guayaquil yang kosong, terlihat orang tengah membakar mayat seorang anggota keluarga yang, karena tidak punya cara untuk menangani dan takut terinfeksi juga.
"Kami mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada mereka yang harus menunggu berhari-hari agar orang yang mereka cintai dibawa pergi," kata Jorge Wated, orang yang memimpin satuan tugas pemerintah di Guayas, dalam sebuah siaran televisi nasional. 
Pihaknya juga bersikeras untuk mengangkut 80 hingga 150 mayat dari jalanan, tempat tinggal, dan rumah sakit setiap harinya. Presiden Lenín Moreno juga telah berjanji untuk membangun pemakaman baru untuk menampung menampung korban Covid-19.

In Guayaquil, Ecuador, people have started dumping the bodies of coronavirus victims into the sea rather than leaving them on the streets to rot.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mayat Dibiarkan Bergeletakan di Jalan, Ekuador Kewalahan Menangani Covid-19 BERIKUT VIDEONYA."

Post a Comment